Aksi Nyata Modul 3.3
Pengelolaan Program yang Berdampak Bagi Murid
Oleh :
Ririanty Yunita
CGP Angkatan 4
Kab, Way Kanan – Lampung
A. Peristiwa
1. Latar Belakang
Dari paket modul 1 dan 2
sebelumnya, kami telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua
pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora
“menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan
pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana
membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan
mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat merancang sebuah
program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler,
ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi
pertimbangan utama.
Saat murid menjadi pemimpin dalam
proses pembelajaran mereka sendiri mereka sebenarnya memiliki suara (voice),
pilihan (choice), dan kepemilikan (ownership) dalam
proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid
kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses
belajarnya sendiri.
Seringnya libur membuat anak tidak
memperhatikan lingkungan sekitar kelas mereka. Pandemi covid juga membuat
anak-anak yang masuk sekolah kembali setiap hari mengalami penurunan
kedisiplinan. Selain memakai baju tidak rapi, tidak konsentrasi dalam
pelajaran, mereka juga tidak memperhatikan kebersihan lingkungan kelas, baik di
dalam maupun luar kelas. Banyaknya libur seperti libur kelas 9 saat Ujian
Sekolah, libur awal puasa, libur lebaran, tanggal merah seperti waisak, paskah,
kenaikan isa almasih dan hari lahir pancasila membuat taman di depan kelas
mereka terbengkalai. Setiap kelas di sekolah memiliki sebidang tanah untuk
ditanami oleh anak-anak. Namun karena sering ditinggal sehingga tidak ada yang
merawatnya. Sehingga pada tugas kali ini saya ingin mengajak anak-anak di kelas
saya untuk kembali menanami taman di depan kelas setelah ujian akhir semester
berakhir. Program ini diharapkan dapat mendorong kepemimpinan murid dengan
mengedepankan suara murid, pilihan dan kepemilikan murid dalam program
pembuatan taman.
2. Hasil Aksi Nyata yang
dilakukan
Kegiatan ini bertujuan
agar anak mengingat kembali akan keindahan dan
kebersihan lingkungan kelas mereka.dengan tolak ukur siswa menyadari pentingnya
keindahan dan kebersihan lingkungan dan siswa menyadari pentingnya bekerjasama
dalam melakukan suatu hal.
Tindakan ini dilakukan
dengan metode inkuiri apresiatif dengan langkah BAGJA :
a.
Buat
Pertanyaan :
Bagaimana cara mengajak anak-anak untuk kembali membuat taman di depan
kelas?
Kegiatan
yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :
Pada minggu
terakhir sebelum UAS, guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan
saat classmeeting yaitu membuat taman
di depan kelas
b.
Ambil Pelajaran : Bagaimana membangkitkan semangat siswa agar mau bekerja sama memperindah
taman kelas?
Kegiatan
yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid : Menceritakan bagaimana kondisi taman di
depan kelas yang ditanami dan dirawat oleh kakak kelas mereka dan guru
menjelaskan kondisi taman di depan kelas.
c.
Gali Mimpi : Bagaimana membangkitkan imajinasi siswa tentang taman yang indah?
Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :
Mengajak siswa membayangkan seperti apa
taman di depan kelas sesuai harapan mereka
Serta menugaskan siswa menggambar kondisi taman di depan kelas yang indah.
d. Jabarkan Rencana : Bagaimana mengorganisir siswa agar mau bekerjasama memperindah taman.
Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :
Membagi tugas siswa yang membawa peralatan
dan membawa bibit tanaman dan membagi tugas siswa nanti siapa yang akan membersihkan taman, menanam,
dan merawat taman di depan kelas.
e.
Atur
Eksekusi :
Kapan kegiatan ini akan dilaksanakan?
Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :
Kegiatan akan dilaksanakan setelah
ujian akhir semester dan mengingatkan kembali siswa akan tugasnya masing-masing.
B.
Perasaan
Perasaan saya ketika menjalankan program ini adalah
takjub, bersyukur dan menyadari bahwa anak murid dengan perintah yang jelas
dapat menjalankan apa yang kita maksud kepemilikan murid. Melalui program ini
mereka menyuarakan pendapatnya tentang taman indah yang mereka impikan. Mereka
juga mampu mandiri dan bergotong royong dalam menyelesaikan program
ini.ana-anak dapat menentukan pilihan mereka sendiri mengenai seperti apa taman
akan dibuat dan apasaja tanaman yang akan mereka tanami sehingga tujuan mereka
membuat taman yang indah tercapai. Anak-anak merasa mereka memiliki taman
tersebut dan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap fasilitas yang ada di
sekolah. Walaupun masih banyak kekurangan seperti ada anak yang tidak mau membantu
serta ada anak yang tidak mau membawa alat kebersihan maupun bibit tanaman.
Namun secara keseluruhan program berjalan lancar.
C. Pembelajaran
Pembelajaran yang saya dapatkan adalah siswa dapat
diasah kepemimpinannya dengan guru menuntun siswa menyuarakan pendapatnya,
memberi pilihan bagi siswa serta mendorong rasa kepemilikan siswa sehingga
siswa memiliki apa yang disebut kepemimpinan murid. Sejalan dengan filosofi ki
Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah proses menuntun siswa mendapatkan
kemerdekaannya dalam belajar. Guru penggerak di sini berperan menjadi pemimpin
pembelajaran dan menuntun murid memperoleh kemerdekaan dalam belajar.
Modul-mudul yang telah saya pelajari dalam pendidikan calon guru penggerak
sangat membantu saya dalam profesi saya sebagai guru yang ingin menerapkan
pembelajaran yang berpihak pada murid.
D. Penerapan
ke depan
Anak-anak sudah menerima
raport kenaikan kelas dan mereka mendapatkan libur sampai tanggal 18 Juli. Di
awal tahun ajaran nanti dengan semangat baru saya ingin menerapkan semua
pembelajran yang saya dapatkan dalam pendidikan calon guru penggerak, untuk
merancang pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga murid mendapatkan
kemerdekaannya dalam belajar menuju tujuan kita menciptakan profil pelajar
pancasila. Saya akan mengkoneksikan modul yang sudah saya pelajari seperti
filosofi pendidikan ki Hajar Dewantara, Peran Guru penggerak, Inkuiri
Apresiatif sebagai langkah mewujudkan visi sebagai guru, serta menanamkan
budaya positif bagi anak-anak. Kemudian dalam kelas merancang pembelajaran yang
berdifferensiasi dan memperhatikan kemampuan sosial dan emosional baik guru dan
murid. Mempraktikkan langkah coaching bagi siswa atau rekan sejawat yang
bermasalah. Mencoba mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran,
memberdayakan asset yang ada tidak lagi berpikir negative mengenai asset yang
tidak ada. Serta merancang program yang berdampak bagi murid, memicu kepemimpinan
murid dengan menuntun mereka agar terbiasa menyuarakan pendapatnya, siswa dapat
memilih dan merasa memiliki dengan pembelajaran yang sedang mereka dapatkan.
Saya sangat bersyukur dapat mengikuti pendidikan calon guru penggerak selama 9
bulan ini dan mendapatkan ilmu yang luar biasa sehingga menunjang profesi saya
sebagai guru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar