Jumat, 17 Juni 2022

Aksi Nyata Modul 3.3 : Pengelolaan Program yang Berdampak Bagi Murid

 

Aksi Nyata Modul 3.3

Pengelolaan Program yang Berdampak Bagi Murid

 

Oleh :
Ririanty Yunita

CGP Angkatan 4

Kab, Way Kanan – Lampung

 

A.  Peristiwa

 

1.   Latar Belakang

Dari paket modul 1 dan 2 sebelumnya, kami telah belajar bahwa murid harus menjadi dasar bagi semua pengambilan keputusan yang kita buat di sekolah. Melalui filosofi dan metafora “menumbuhkan padi”, Ki Hajar Dewantara mengingatkan kita bahwa dalam mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid, kita harus secara sadar dan terencana membangun ekosistem yang mendukung pembelajaran murid sehingga mampu memekarkan mereka sesuai dengan kodratnya. Dengan demikian, saat merancang sebuah program/kegiatan pembelajaran di sekolah, baik itu intrakurikuler, ko-kurikuler, atau ekstrakurikuler, maka murid juga seharusnya menjadi pertimbangan utama.

 

Saat murid menjadi pemimpin dalam proses pembelajaran mereka sendiri mereka sebenarnya memiliki suara (voice), pilihan (choice), dan  kepemilikan (ownership) dalam proses pembelajaran mereka. Lewat suara, pilihan, dan kepemilikan inilah murid kemudian mengembangkan kapasitas dirinya menjadi seorang pemilik bagi proses belajarnya sendiri.

 

Seringnya libur membuat anak tidak memperhatikan lingkungan sekitar kelas mereka. Pandemi covid juga membuat anak-anak yang masuk sekolah kembali setiap hari mengalami penurunan kedisiplinan. Selain memakai baju tidak rapi, tidak konsentrasi dalam pelajaran, mereka juga tidak memperhatikan kebersihan lingkungan kelas, baik di dalam maupun luar kelas. Banyaknya libur seperti libur kelas 9 saat Ujian Sekolah, libur awal puasa, libur lebaran, tanggal merah seperti waisak, paskah, kenaikan isa almasih dan hari lahir pancasila membuat taman di depan kelas mereka terbengkalai. Setiap kelas di sekolah memiliki sebidang tanah untuk ditanami oleh anak-anak. Namun karena sering ditinggal sehingga tidak ada yang merawatnya. Sehingga pada tugas kali ini saya ingin mengajak anak-anak di kelas saya untuk kembali menanami taman di depan kelas setelah ujian akhir semester berakhir. Program ini diharapkan dapat mendorong kepemimpinan murid dengan mengedepankan suara murid, pilihan dan kepemilikan murid dalam program pembuatan taman.

 

2.     Hasil Aksi Nyata yang dilakukan

Kegiatan ini bertujuan agar anak mengingat kembali akan keindahan dan kebersihan lingkungan kelas mereka.dengan tolak ukur siswa menyadari pentingnya keindahan dan kebersihan lingkungan dan siswa menyadari pentingnya bekerjasama dalam melakukan suatu hal.

 

Tindakan ini dilakukan dengan metode inkuiri apresiatif dengan langkah BAGJA :

a.         Buat Pertanyaan : Bagaimana cara mengajak anak-anak untuk kembali membuat taman di depan kelas?
Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :

Pada minggu terakhir sebelum UAS, guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan saat classmeeting yaitu membuat taman di depan kelas

 

b.         Ambil Pelajaran : Bagaimana membangkitkan semangat siswa agar mau bekerja sama memperindah taman kelas?

Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid : Menceritakan bagaimana kondisi taman di depan kelas yang ditanami dan dirawat oleh kakak kelas mereka  dan guru menjelaskan kondisi taman di depan kelas.

 

c.         Gali Mimpi : Bagaimana membangkitkan imajinasi siswa tentang taman yang indah?

Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :

Mengajak siswa membayangkan seperti apa taman di depan kelas sesuai harapan mereka

Serta menugaskan siswa menggambar kondisi taman di depan kelas yang indah.







 

d.         Jabarkan Rencana : Bagaimana mengorganisir siswa agar mau bekerjasama memperindah taman.

Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :

Membagi tugas siswa yang membawa peralatan dan membawa bibit tanaman dan membagi tugas siswa nanti siapa yang akan membersihkan taman, menanam, dan merawat taman di depan kelas. 

 

e.         Atur Eksekusi : Kapan kegiatan ini akan dilaksanakan?

Kegiatan yang menggambarkan suara, pilihan dan kepemilikan murid :

Kegiatan akan dilaksanakan setelah ujian akhir semester dan mengingatkan kembali siswa akan tugasnya masing-masing.




 


B. Perasaan

Perasaan saya ketika menjalankan program ini adalah takjub, bersyukur dan menyadari bahwa anak murid dengan perintah yang jelas dapat menjalankan apa yang kita maksud kepemilikan murid. Melalui program ini mereka menyuarakan pendapatnya tentang taman indah yang mereka impikan. Mereka juga mampu mandiri dan bergotong royong dalam menyelesaikan program ini.ana-anak dapat menentukan pilihan mereka sendiri mengenai seperti apa taman akan dibuat dan apasaja tanaman yang akan mereka tanami sehingga tujuan mereka membuat taman yang indah tercapai. Anak-anak merasa mereka memiliki taman tersebut dan menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap fasilitas yang ada di sekolah. Walaupun masih banyak kekurangan seperti ada anak yang tidak mau membantu serta ada anak yang tidak mau membawa alat kebersihan maupun bibit tanaman. Namun secara keseluruhan program berjalan lancar.

 

C. Pembelajaran

Pembelajaran yang saya dapatkan adalah siswa dapat diasah kepemimpinannya dengan guru menuntun siswa menyuarakan pendapatnya, memberi pilihan bagi siswa serta mendorong rasa kepemilikan siswa sehingga siswa memiliki apa yang disebut kepemimpinan murid. Sejalan dengan filosofi ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah proses menuntun siswa mendapatkan kemerdekaannya dalam belajar. Guru penggerak di sini berperan menjadi pemimpin pembelajaran dan menuntun murid memperoleh kemerdekaan dalam belajar. Modul-mudul yang telah saya pelajari dalam pendidikan calon guru penggerak sangat membantu saya dalam profesi saya sebagai guru yang ingin menerapkan pembelajaran yang berpihak pada murid.

 

D. Penerapan ke depan

Anak-anak sudah menerima raport kenaikan kelas dan mereka mendapatkan libur sampai tanggal 18 Juli. Di awal tahun ajaran nanti dengan semangat baru saya ingin menerapkan semua pembelajran yang saya dapatkan dalam pendidikan calon guru penggerak, untuk merancang pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga murid mendapatkan kemerdekaannya dalam belajar menuju tujuan kita menciptakan profil pelajar pancasila. Saya akan mengkoneksikan modul yang sudah saya pelajari seperti filosofi pendidikan ki Hajar Dewantara, Peran Guru penggerak, Inkuiri Apresiatif sebagai langkah mewujudkan visi sebagai guru, serta menanamkan budaya positif bagi anak-anak. Kemudian dalam kelas merancang pembelajaran yang berdifferensiasi dan memperhatikan kemampuan sosial dan emosional baik guru dan murid. Mempraktikkan langkah coaching bagi siswa atau rekan sejawat yang bermasalah. Mencoba mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran, memberdayakan asset yang ada tidak lagi berpikir negative mengenai asset yang tidak ada. Serta merancang program yang berdampak bagi murid, memicu kepemimpinan murid dengan menuntun mereka agar terbiasa menyuarakan pendapatnya, siswa dapat memilih dan merasa memiliki dengan pembelajaran yang sedang mereka dapatkan. Saya sangat bersyukur dapat mengikuti pendidikan calon guru penggerak selama 9 bulan ini dan mendapatkan ilmu yang luar biasa sehingga menunjang profesi saya sebagai guru.

Minggu, 08 Mei 2022

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 KONEKSI ANTAR MATERI 3.1

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Pratrap triloka terdiri atas tiga semboyan yaitu Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani. semboyan tersebut artinya adalah "di depan memberi teladan", "di tengah membangun motivasi", dan "di belakang memberikan dukungan". Tiga semboyan ini menjadi pedoman guru dalam menjalankan tugas sebagai pendidik. Sebagai pendidik guru berperan mengambil keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Dalam pengambilan keputusan, selain menggunakan dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, guru juga dapat mempertimbangkan filosofi pendidikan tersebut. Agar sesuai dengan filosofi pendidikan yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara.

 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Dalam pengambilan keputusan, sebelumnya guru dapat mempertimbangkan apakah masalah tersebut masuk dalam dilemma etika atau bujukan moral. Bila termasuk dalam dilemba etika, guru dapat menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Tentu dalam pengambilan keputusan tersebut akan dipengaruhi oleh nilai-nilai yang sudah tertanam dalam diri guru. Nilai-nilai yang dianggap benar melalui pembelajaran dan pengalaman guru, tentu akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

 

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Praktik coaching adalah menuntun seseorang menemukan sendiri solusi atas permasalahannya. Coaching sendiri menuntut coach untuk memberikan pertanyaan-pertanyaan yang akan menuntun coachee menemukan sendiri solusi atas permasalahannya. Seorang coach yang telah mempelajari dilemma etika dan bujukan moralm serta 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, dapat menuntun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada coachee sesuai dengan langkah-langkah tersebut.

 

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Guru yang dapat mengelola dan menyadari aspek sosial dan emosionalnya, berarti guru tersebut memiliki kesadaran diri dan kematangan emosi terhadap dirinya sendiri, berarti ia mampu mengelola dirinya sendiri. Kemampuan menyadari dan mengelola diri sendiri berperan penting dalam menjalankan tugas sebagai seseorang yang harus berinteraksi dengan lingkungan sosial. Guru yang memiliki kematangan sosial dan emosional tentu dapat bersikap tenang dalam menghadapi masalah yang ada, kemampuan ini tentu berpengaruh dalam kemampuan guru dalam pengambilan keputusan.

 

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Saat guru menghadapi permasalahan terkait moral atau etika, biasanya guru dihadapkan pada kenyataan yang sama-sama benar. Sehingga guru harus menggunakan menggunakan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.Dalam pengambilan keputusan, guru tebtu dipengaruhi nilai-nilai yang selama ini diyakini oleh guru. Sehingga nilai-nilai tersebut tentu akan berpengaruh dalam pengambilan keputusan oleh guru.

 

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan dalam dilemma etika yang melalui langkah-langkah 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan, tentu akan menjadi solusi terbaik yang berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

 

Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Paradigma yang tercipta dalam lingkungan tentu juga berpengaruh dalam pengambilan keputusan terkait dilema etika. Keputusan yang diambil hendaknya merupakan solusi terbaik yang akan diterapkan guna terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Keputusan yang diambil memang mungkin akan merugikan satu pihak namun merupakan keputusan terbaik dan sesuai dengan nilai-nilai norma yang diyakini diri dan lingkungan masyarakat.

 

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sedapat mungkin pengambilan keputusan hendaknya berpihak pada pendidikan murid. Murid perlu belajar tentang konsekuensi permasalahan yang mereka hadapi, agar mereka menjadi manusia yang siap terjun dalam masyarakat dan memiliki nilai-nilai keyakinan mereka sendiri, memiliki keyakinan dan kemandirian serta percaya akan dirinya sendiri. Sehingga pada akhirnya murid memiliki kemerdekaan dalam mengelola dirinya sendiri.

 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Seorang  pemimpin pembelajaran akan menuntun murid mengelola dirinya sendiri, menuntun murid menemukan solusi permasalahannya dan menyadari konsekuensi atas perbuatannya. Pembelajaran ini dapat diajarkan guru di sekolah. Guru menuntun murid memperoleh kemerdekaan atas dirinya sendiri. Tentu saja proses ini akan mempengaruhi kehidupan masa depan murid itu sendiri.

 

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Peran guru dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dapat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang dimiliki guru sebelumnya. Kemudian guru harus menyadari perbedaan antara murid-muridnya dan memiliki kematangan diri sosial dan emosional, serta mempraktikkan coaching untuk menuntun murid menemukan sendiri solusi atas permasalahannya yangmenuju pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Secara keseluruhan modul materi sebelumnya saling terkait hingga modul materi ini.


Selasa, 19 April 2022

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

  • Bagaimana Anda nanti akan mentransfer dan menerapkan pengetahuan yang Anda dapatkan di program guru penggerak ini di sekolah/lingkungan asal Anda?

Setelah mendapatkan pengetahuan dari mempelajari modul selama mengikuti pendidikan calon guru penggerak, saya akan mencoba mengaplikasikan ilmunya terlebih dahulu dalam diri saya, kemudian dalam kelas yang saya ajar. Lalu saya akan mencoba mengaplikasikannya dengan membantu rekan sejawat dalam sekolah saya yang mengalami permasalahan sesuai dengan modul yang telah saya pelajari. Ketika menghadapi dilema etika saya akan mencoba menerapkan Sembilan langkah pengambilan dan pengujian keputusan guna menyelesaikan dilema tersebut. Kemudian merefleksikan keputusan tersebut apakah terbaik untuk berbagai pihak. Saya juga akan berkonsultasi dengan rekan sejawat, guru senior dan atasan yang lebih berpengalaman tentang keputusan yang saya ambil. Bagaimana dampak dan pandangan mereka berdasarkan pengalamannya.

  • Apa langkah-langkah awal yang akan Anda lakukan untuk memulai mengambil keputusan berdasarkan pemimpin pembelajaran?

Langkah awal yang saya lakukan ketika menghadapi dilema etika dalam mengambil keputusan adalah mengidentifikasi permasalahan tersebut masuk dalam kategori dilema etika atau bujukan moral. Kemudian mengenali nilai-nilai yang bertentangan dalam permasalahan tersebut. Lalu saya akan menentukan siapa yang terlibat dalam situasi tersebut. Kemudian mengumpulkan fakta-fakta dalam situasi tersebut. Selanjutnya menguji benar atau salah dengan melakukan uji legal, uji regulasi, uji intuisi, uji publikasi dan uji panuta. Kemudian menentukan paradigma dilema etika mana yang terjadi dalam situasi tersebut. Lalu menentukan prinsip resolusi yang akan dipakai dari tiga prinsip dilema etika yang ada. Selanjutnya melakukan investigasi opsi trilema dan membuat keputusan. Setelah membuat keputusan saya akan merefleksikan keputusan tersebut apakah dapat menjadi acuan bagi kasus-kasus selanjutnya.

  • Mulai kapan Anda akan menerapkan langkah-langkah tersebut, hari ini, besok, minggu depan, hari apa? Catat rencana Anda, sehingga Anda tidak lupa.

Saya akan melakukannya mulai hari ini di sekolah. Rencananya saya akan melakukannya dalam kelas dengan mengamati situasi yang dihadapi anak dalam kelas saya. Jika masalah yang mereka hadapi cukup berat, maka saya akan menyediakan waktu khusus untuk mendengarkannya. Lalu mencoba mengkolaborasikan dengan praktik mentoring dan konseling deperti yang dipelajari pada modul 2.3. Jika anak yang dihadapi cenderung keras kepala, maka akan dihadapi dengan praktik coacing model TIRTa.

  • Siapa yang akan menjadi pendamping Anda, dalam menjalankan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran? Seseorang yang akan menjadi teman diskusi Anda untuk menentukan apakah langkah-langkah yang Anda ambil telah tepat dan efektif.

Setiap pengambilan keputusan yang saya buat pasti bukanlah solusi terbaik. Ditinjau dari pengalaman, saya masih sangat kurang. Tentu saya akan mendiskusikan keputusan yang saya ambil kepada rekan sejawat atau guru senior saya di sekolah, melakukan diskusi dan bertanya apakah keputusan yang saya buat efektif dan solusi terbaik berdasarkan pengalaman mereka. Jika keputusan yang saya ambil terkait regulasi atau peraturan di sekolah, saya akan berdiskusi dengan atasan saya mengenai keefektifan keputusan tersebut.

REFLEKSI TERBIMBING MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

  1. Bagaimana/sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Setelah mempelajari modul 3.1 melalui tahap mulai dari diri, eksplorasi konsep satu persatu sub pokok bahasan, mendiskusikan kasus bersama teman dan melakukan kolaborasi sesuai arahan instruktur. Saya merasa telah memahami konsep pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Hal diluar dugaan yang saya dapatkan adalah ternyata ada Sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan.

  1. Bagaimana dampak mempelajari materi ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang saya rasakan setelah mempelajari modul ini adalah memahami bahwa ada beberapa konsep mengenai dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Setelah mengetahui konsep ini maka saya dapat mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari saya sebagai guru  ketika menghadapi permasalahan dan dilema.

  1. Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran?

Menurut saya sangat penting, karena guru adalah pekerjaan yang selalu berinteraksi dengan orang lain, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok maupun kelompok dengan kelompok. Interaksi tersebut rentan menimbulkan permasalahan dan dilem. Disinilah pembelajaran pengambilan keputusan diperlukan agar dapat menemukan solusi terbaik dalam menghadapi dilemma atau permasalahan.

  1. Apa yang Anda bisa lakukan untuk membuat dampak/perbedaan di lingkungan Anda setelah Anda mempelajari modul ini?

Saya rasa saya dapat mengaplikasikan pengetahuan dalam modul ini dalam hidup saya. Kemudian saya dapat membantu teman sejawat yang sedang menghadapi permasalahan berkaitan dengan dilemma etika dan bujukan moral.

 

Senin, 31 Januari 2022

Belajar Hal Baru Agar Pembelajaran Tetap Sampai Kepada Siswa di Tengah Pandemi

(Tulisan sudah pernah dipublikasikan dalam buku antologi PPPIPS berjudul "Guru Bertutur")




Pandemi covid-19 yang melanda negara kita, membuat kegiatan belajar mengajar di sekolah terganggu. Guru yang tadinya mengajar di kelas bersama siswa secara langsung, secara tatap muka, sekarang harus mengajar dari rumah secara daring, sesekali secara luring, memanfaatkan media yang ada. Kegiatan belajar mengajar pun berubah drastis.

 

Saya merupakan salah satu guru yang mengajar di SMP di daerah Banjit, kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung. Daerah tempat saya mengajar merupakan daerah perkampungan, dimana jaringan sinyal dan internet masih susah ditemukan. Mayoritas mata pencaharian penduduk adalah bertani, dengan menunggu musim barulah mendapat uang.

 

Di Lampung, anak-anak mulai belajar secara daring sejak pertengahan  Maret 2020.  Tiga bulan pertama merupakan masa transisi, karena di sana tidak ada sinyal. Saya pulang ke kota tempat kelahiran saya di Bandar Lampung. Dinas P&K Way Kanan membuat website e-learning sebagai salah satu media pembelajaran secara daring. Guru dan peserta didik dibuatkan akun utk login ke web e-learning tersebut. Mekanismenya kami sebagai guru mengupload materi dan tugas dalam e-learning, lalu anak-anak login melihat dan mengerjakan tugas di sana. Namun hal ini sepertinya tidak efektif, karena masih banyak daerah  yang  tidak ada sinyal. Ada beberapa peserta didik yang mengerjakan, namun banyak yang tidak. Website e-learning ini pun sekarang sudah tidak bisa diakses lagi.

 

Bulan juni 2020 merupakan akhir semester genap, diadakan Ujian Akhir Semester. UAS kali ini sangat berbeda, karena  pembelajaran bukan secara tatap muka, Dinas P&K sudah menggandakan naskah soal, dimasukkan satu amplop untuk sebelas mapel beserta lembar jawabannya. Anak-anak mengambil naskah soal secara bergantian di sekolah, membawanya pulang, mengerjakannya di rumah lalu mengumpulkannya kembali seminggu kemudian.

 

Sungguh cara pemberian tugas dan UAS ini menurut saya sangat tidak efektif. Tidak ada jaminan anak-anak sendiri yang mengerjakan tugasnya, sangat mungkin mereka dibantu pihak lain atau mengerjakan secara bersama dengan orang lain. Padahal ujian yang kita tahu selama ini merupakan ujian yang diawasi oleh pengawas, diawasi agar tidak terjadi kecurangan  maupun mencontek pekerjaan orang lain. Namun kini, begitu lah keadaannya.

 

Bulan Juli 2020 merupakan awal tahun ajaran baru. Sekolah kami menerima murid baru, siswa sebelumnya naik ke kelas selanjutnya, lalu yang kelas akhir lulus sekolah tanpa ada ujian akhir, yang sering disebut lulus dengan jalur corona.

 

Awal tahun ajaran biasanya dilaksananan MPLS (Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah) yang dilaksanakan sekedarnya, tidak seperti dulu. Siswa baru tidak diperkenalkan kepada semua guru dan kakak tingkatnya. Biasanya ada pengenalan kegiatan Ekstrakurikuler, sekarang kegiatan Ekstrakurikuler ditiadakan.

 

Pada semester ganjil ini sekolah kami mengadakan kegiatan pembelajaran kombinasi daring dan luring. Sekolah kami terdiri dari enam rombel dan secara bergantian setiap rombel siswa masuk sekolah. Didampingi guru piket para siswa masuk kelas untuk mendapatkan tugas secara langsung dari guru piket untuk semua mata pelajaran. Minggu depan siswa masuk lagi untuk mengumpulkan tugas dan mendapatkan tugas kembali dari guru piket. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi siswa yang rumahnya sulit sinyal dan tidak punya gadget.

 

Awalnya pembelajaran kombinasi daring dan luring ini berjalan lancar. Kelas tujuh yang merupakan siswa baru sangat rajin datang ke sekolah, tapi untuk siswa kelas selanjutnya jarang ada yang datang ke sekolah. Guru piket yang kebetulan juga mengajar mapel di kelas tersebut bisa menerangkan sedikit materi sebelum memberikan tugas, tapi tidak untuk mapel di kelas lainnya yang siswanya tidak pernah datang ke sekolah.

 

Kami terus memberikan tugas, memantaunya dan memberitahukan nilai melalui grup whatsapp  yang  dibuat  perkelas. Tapi itu hanya untuk siswa yang aktif, mempunyai gadget dan ada sinyal. Mungkin seperempat siswa kami hilang selama pandemi ini, kadang mereka datang ke sekolah, dengan rambut yang sudah panjang dan diwarnai. Sangat jauh dari penampilan pelajar sekolah. Bahkan ada seorang siswa kelas sembilan yang menikah, meninggalkan fakta bahwa dia siswa kelas sembilan yang akan lulus SMP setengah tahun lagi.

 

Pada akhir semester ganjil, sekolah kami mengadakan pelatihan pembuatan video  pembelajaran untuk guru bersama pemateri Duta Rumah Belajar Kabupaten Way Kanan. Pamateri yaitu Ibu Mujiatun  guru SMP N 2 Banjit, Bapak Wira guru SMP N 7 Banjit dan Ibu Candra Guru SDS Bakti Baradatu. Dalam pelatihan tersebut kami diberikan pelatihan menggunakan greensreen dalam membuat video untuk menerangkan materi, lalu belajar mengedit video dengan aplikasi  kinemaster. Setelah pelatihan  ini, kami bisa membuat video pembelajaran agar tetap bisa menerangkan materi pembelajaran dari rumah, membuatnya menarik agar siswa tertarik menontonnya.

 

Akhir semester ganjil, diadakan UAS dengan mekanisme yang sama dengan UAS sebelumnya. Dinas P&K sudah menggandakan naskah soal, dimasukkan satu amplop untuk sebelas mapel beserta lembar jawabannya. Anak-anak mengambil naskah soal secara bergantian di sekolah, membawanya pulang, mengerjakannya di sekolah lalu mengumpulkannya kembali seminggu kemudian. Akhir bulan Desember anak-anak mendapatkan raport semester ganjil berdasarkan nilai tugas dan nilai UAS mereka selama ini.

 

Saya menyadari, lingkungan sekolah saya yang tidak semua siswa punya gadget sendiri, ada yang gadgetnya punya kakak, orang tua atau tetangganya. Ada siswa yang rumahnya tidak ada sinyal. Sungguh lebih baik bila kami bisa sekolah seperti biasa secara tatap muka, datang setiap hari ke sekolah dan menerima materi secara langsung, namun sekarang tidak bisa. Sekolah kami juga tidak bisa seperti sekolah di kota yang tiap hari guru memberikan materi melalui aplikasi Zoom, karena berarti setiap siswa harus punya aplikasinya dan online jam tersebut, sementara kadaan sekolah kami seperti ini.

 

Pada awal semester genap terdapat edaran yang melarang siswa untuk datang berkumpul di sekolah, jika ada siswa yang kedapatan datang ke sekolah, menggunakan seragam ataupun baju bebas, maka pemimpin sekolah harus bertanggungjawab. Karena itu sekolah kami tidak mengadakan pembelajaran secara luring lagi.

 

 Akhirnya pada semester genap ini saya membuat pembelajaran dengan video. Setiap materi yang akan saya terangkan saya buat di laptop dengan aplikasi microsoft power point, setelah gambar jadi saya potong dan simpan berupa image dengan format .jpg menggunakan aplikasi snipping tool. Lalu saya buat menjadi video dan saya isi dengan suara saya menggunakan aplikasi kinemaster. Kebetulan smartphone saya tidak support dengan aplikasi kinemaster yang diberikan oleh pemateri dari rumah belajar, jadi saya menggunakan aplikasi kinemaster yang saya unduh di playstore.

 

Setelah video materi jadi saya unggah ke channel youtube saya. Saya wajibkan bagi siswa saya untuk absen dengan mengetik nama lengkap dan kelas mereka di kolom komentar. Untuk tugas harian siswa, saya menghindari memori HP saya penuh dengan tugas siswa, jadi saya buat  tugas mereka di google form. Lebih menguntungkan bagi saya karena saya tidak perlu mengkoreksi satu-satu tugas siswa.

 

 Link video dan tugas saya bagikan di grup whatsapp kelas, saya minta siswa yang tergabung dalam grup untuk memberitahu ke teman-temannya yang  gadgetnya punya orang tuanya atau saudaranya. Karena kesulitan yang ada, saya tidak membatasi waktu mereka untuk absen dan mengerjakan tugas,  mereka bisa mencari sinyal di daerah tertentu atau menunggu untuk meminjam gadget untuk absen dan mengerjakan tugas. Sebagai guru saya berharap dalam kondisi seperti ini mereka tetap mendapat ilmu dan bertanggungjawab terhadap dirinya walau sedikit.

 

Proses belajar sepanjang hayat. Karena keadaan sekarang guru harus mengupgrade dirinya belajar menggunakan teknologi baru. Walau terasa asing  karena bukan seperti yang biasanya dilakukan, namun ini adalah tugas dan pekerjaan sebagai guru,untuk mendidik dan mencerdaskan anak bangsa. Dalam kondisi sulit ini sekalipun.

 

Seperti liburan, tapi ini bukan liburan. Saya masih seorang guru yang mempunyai tugas membuat perencanaan, mengajar dan mengevaluasi peserta didik, serta mempunyai tugas tambahan di sekolah. Walau siswa tidak ada yang datang ke sekolah, namun proses pembelajaran di sekolah harus tetap sampai kepada mereka. Semoga pandemi ini segera berakhir dan siswa bisa melakukan kegiatan pembelajaran sekolah seperti dulu lagi.




BIODATA PENULIS

 

Ririanty Yunita, S. Pd, lahir di Kota Bandar Lampung, tanggal 18 Oktober 1990. Bersekolah di SD N 2 Beringin Raya, SMP N 14 Bandar Lampung, dan SMA N 3 Bandar Lampung. Melanjutkan studi S1 di program studi Pendidikan Sejarah Universitas Lampung  angkatan 2008. Selama kuliah aktif dalam organisasi Kemahasiswaan seperti HIMAPIS, FOKMA Sejarah Unila, BEM FKIP Unila dan PPS Betako Merpati Putih Cabang Bandar Lampung. Saat ini mengajar di SMP Negeri 6 Banjit,  Kabupaten Way Kanan Provinsi Lampung. Menjadi anggota organisasi keguruan yaitu MGMP IPS Kabupaten Way Kanan, PGRI Kabupaten Way Kanan dan PPPIPS.

 

TAMAN WISATA LEMBAH HIJAU LAMPUNG

(sudah pernah dipublikasikan dalam buku "SURGA DI ZAMRUD KHATULISTIWA" 

Antologi tulisan bersama penulis PPPIPS)




Provinsi Lampung berada di ujung selatan pulau Sumatera, berpusat di kota Bandar Lampung, bisa dibilang Provinsi Lampung merupakan pintu gerbang masuk ke pulau Sumatera. Kota Bandar Lampung merupakan ibu kota dari provinsi Lampung. Secara geografis, kota Bandar Lampung dikelilingi oleh perbukitan dan dibatasi oleh lautan yaitu Teluk Lampung, menjadikan kota ini memiliki pemandangan indah kota diperbukitan dan pantai yang indah. Bila malam datang penduduk yang tinggal di daerah perbukitan dapat menikmati kelap kelip pemandangan lampu kota yang sangat indah dan dipagi hari dapat menghirup udara segar sambil melihat pemandangan laut dari kejauhan.

Kota Bandar Lampung memiliki banyak objek wisata, selain  objek wisata pantai yang terletak di wilayah teluk, wilayah perbukitan di Kota Bandar Lampung terdapat berbagai objek wisata, ada Taman Wisata Puncak Mas, Taman Wisata Lembah Hijau, Taman Satwa Bumi Kedaton, Taman Wisata Bukit Sakura, Rumah Kelinci, Taman Rusa dan Taman Kupu-Kupu. Pada kesempatan kali ini kita akan membahas Taman Wisata Lembah Hijau, karena menrut penulis, diantara sekian banyak taman wisata yang terletak di wilayah perbukitan di Kota Bandar Lampung, Taman Wisata Lembah Hijau bisa dibilang paling lengkap diantara taman wisata lainnya.

Taman Wisata Lembah Hijau terletak di Kecamatan Tanjung Karang Barat Kota Bandar Lampung. Jaraknya tidak jauh dari pusat kota bandar lampung, sekitar 10 km. Ada dua rute yang bisa dilalui bila ingin berwisata ke sana. Rute pertama dari tanjung karang pusat melewati jalan Hi. Agus Salim atau simpang empat pasar Tamin, lurus ke atas ke arah perbukitan Jalan Raden Imba Kesuma Ratu, ikuti jalan aspal belok kiri ke arah Kinar Resto, salah satu restoran baru yang ada di wilayah perbukitan, lurus saja sampai bertemu tugu durian belok kanan, Taman Wisata Lembah hijau terletak sekitar 200 meter dari tugu durian di sebelah kanan. Rute lainnya adalah dari kecamatan Kemiling, dari simpang tiga yang dikenal dengan nama palang besi  lurus saja sampai melewati tiga kali jembatan, lalu ikuti jalan yang membelok dan menurun kemudian melewati tanjakan terakhir di sebelah kiri, disanalah lokais Taman Wisata Lembah Hijau.

Memasuki taman Wisata Lembah hijau kita harus berjalan  menurun untuk sampai ke loket tiket. Disebelah kiri pintu masuk ada mushola yang disampingnya merupakan area outbond dan taman bermain anak-anak. Setelah membeli tiket, kita menuju area parkir kendaraan di sebelah kanan. Di sebelah kanan ini juga terdapat  kolam  renang, taman bermain air dan ada waterboomnya. Bila ingin berenang maka harus membeli tiket lagi. kolam renangnya cukup luas, ada kolam renang untuk anak-anak dan dewasa, terdapat seluncuran untuk anak-anak dan ada juga seluncuran yang cukup tinggi untuk remaja atau orang dewasa, dan bila bekum cukup, ada juga waterboom yang dapat dicoba untuk menguji adrenalin.

Disebelah kiri terdapat kolam  ikan yang cukup besar dan pondokan-pondokan yang dapat digunakan pengunjung untuk bersantai. Menanjak sedikit di sebelah kiri ada penginapan-penginapan berupa rumah-rumah kecil yang bisa disewa pengunjung untuk meginap. Di depan penginapan ini, sebelah kanan ada area aquarium yang berisi aquarium besar dan ikan-ikan langka yang menarik untuk dilihat. Tidak dikenakan biaya tambahan bila ingin duduk di pondok atau melihat ikan di aquarium.

Bila ingin wisata yang sedikit seram, menanjak sedikit dari aquarium ada area rumah hantu yang bisa dikunjungi. Di depan rumah hantu ada taman dan kandang kuda yang bagus bila dipakai berswafoto.

Menanjak lagi di ujung taman wisata ini terdapat Taman Satwa Lembah Hijau. Taman Satwa ini menurut penulis cukup menarik karena berisi berbagai binatang dan lebih lengkap dibandingkan taman satwa lainnya di Kota Bandar Lampung. Bila ingin masuk ke taman satwa kita diharuskan membeli tiket lagi.

Masuk ke taman satwa, satwa yang pertama kali kita jumpai adalah burung Flaminggo. Burung cantik ini kadang berwarna pink kadang berwarna putih, serupa angsa namun lebih besar dari angsa. Burung-burung cantik pemakan ikan ini ditempatkan dalam kolam besar dikelilingi oleh pagar daun pandan, ternyata daun pandan ini dapat menyamarkan bau dari burung ini yang jika kita dekati akan tercium aroma tidak sedap. Burung-burung flaminggo ini seakan menyambut kita masuk ke taman satwa ini.

Banyak papan-papan berisi soal seputar binatang yang bagian kosongnya dapat dibalik. Ternyata bagian kosong tersebut berisi jawaban dari pertanyaan seputar binatang. Jadi sangat menarik mengajak anak-anak untuk berwisata edukasi seputar hewan di sini.

Dari kolam Flaminggo kita berjalan ke sebelah kanan ada pohon-pohon tinggi tempat para primata. Pengunjung dan  hewan-hewan primata ini dipisahkan parit yang cukup dalam, sehingga para hewan tidak bisa ke tempat pengunjung. Jadi hewan-hewan primata ini tidak dikandang melainkan dipisahkan oleh parit yang cukup dalam.

Lurus lagi kita akan menemui kawanan beruang yang juga dipisahkan dengan parit. Beruang ini tidak berada dalam kandang. Di depannya ada kandang rusa, kijang dan  kambing langka. Di depannya ada kolam besar yang cukup dalam, namun kolam ini tidak terisi air, ternyata di dalamnya tinggal lah dua ekor buaya. Menanjak lagi ada lapangan yang cukup luas tempat kita bisa melihat gajah-gajah yang juga bisa kita tunggangi bila kita ingin naik gajah.

Di depan lapangan gajah terdapat taman burung yang cukup luas. Di pintu masuk taman burung ada pemandu yang bisa membimbing kita untuk berfoto bersama burung kakak tua berwarna warni yang sudah jinak. Memasuki taman burung terdapat kandang-kandang burung besar berisi berbagai jenis burung dari seluruh indonesia. Di papan informasinya terdapat nama ilmiah dan asal dari burung tersebut. Ada lagi area cukup luas yang dapat kita masuki setelah kita melewati pagar rantai yang cukup berat, ternyata ini merupakan kandang burung yang sangat luas dimana burung-burungnya tidak dalam sangkar namun dilepas sehingga dapat terbang terbatas dalam kandang yang luas itu. Di atasnya terdapat jaring yang menghalangi burung keluar.

Setelah selesai memutari taman burung, bagian  terakhir dari taman satwa ini adalah teater besar tempat para satwa menunjukkan kebolehannya. Kita dapat menonton atraksi dari satwa-satwa ini secara gratis. Seperti para berang-berang mengibarkan bendera atau ikan yang bisa berhitung. Inilah akhir dari petualangan kita di taman satwa lembah hijau.

Demikianlah penggambaran penulis tentang Taman Wisata Lembah Hijau Lampung. Taman wisata ini cukup luas dan ada beberapa objek wisatanya, satwa yang ada di dalam taman satwa juga banyak. Jadi jangan lupa mampir ke taman wisata lembah hijau jika anda pergi ke kota Bandar Lampung.