Jumat, 02 September 2011

Keistimewaan sholat Dhuha

Nabi SAW bersabda:  “dalam tubuh manusia terdapat 360 ruas tulang dan manusia harus melakukan amal terhadap satu sama lainnya”. Mereka bertanya: ”Siapa yang bisa melakukannya, wahai Rasulullah…??” Nabi SAW menanggapi: “Seseorang dapat menutupinya dengan getah yang seseorang lainnya temukan di Mesjid atau memindahkan sesuatu yang berbahaya dari jalanan. Jika seseorang tidak bisa melakukannya, dia dapat melakukan sholat 2 raka’at pada waktu Dhuha dan itu sudah cukup baginya”.

Keagungan dari poin hadits diatas, keistimewaan dan keutamaan dari sholat Dhuha, dikatakan sah jika dilakukan sebanyak 2 raka’at, dimana, sesuai dengan 360 amalan.  Sesuatu seperti ini seharusnya dilakukan dengan secara teratur dan gigih. Abu Hurairah berkata:  “Sahabatku (Muhammad) menyarankan kepadaku untuk melakukan 3 perkara: berpuasa 3 hari setiap bulan, mendirikan sholat dhuha, dan sholat witir sebelum tidur” (Bukhari dan Muslim)

Dhuha adalah sholat untuk meminta rezeki dan siapapun yang berharap untuk mendapatkan sesuatu harus mekaksanakan sholat ini, ketika seseorang tidak benar2 melakukan kesalahannya itu. Abu Sai’id melaporkan: “Nabi (SAW) melakukan sholat Dhuha hingga kita berfikir jika Baginda Rasul tidak pernah meninggalkan sholat tsb. Dan Baginda Rasul akan meninggalkan sholat Dhuha sehingga kita menyangka bahwa Beliau sudah tidak melakukan sholat tersebut”. (Tirmidzi)

Waktu sholat Dhuha dimulai ketika bayangan matahari sepanjang galah diatas kaki langit dan terus berlanjut hingga ke garis bujur (meridian). Lebih baik lagi ditunda hingga matahari tinggi dan hari semakin panas. Zaid ibn Arqam menambahkan: “Rasulullah (SAW) mendatangi orang2 Quba, dan mereka melakukan sholat Dhuha, dan Beliau berkata: “Sholat nya mereka yang berserah diri seharusnya memperhatikan ketika anak muda menyapih unta merasakan teriknya matahari”. (Ahmad, Muslim dan Tirmidhi)

Jumlah minimal raka’at sholat Dhuha adalah 2 raka’at. Yang paling sering dilakukan oleh Baginda Rasul (SAW) adalah 8 raka’at. Umm Hani menceritakan bahwa Baginda Rasul (SAW) melaksanakan 8 raka’at sholat Dhuha dan membuat taslim setiap setelah 2 rokaat.

Setelah menyempurnakan sholat, disarankan untuk membaca do’a:
"Allahumma inna dhuha-a-dhuhauka, wal baha-a-bahauka, waljamala jamaluka, walquwwata quwwatuka, walqudratuka, wal ismata ismatuka. Allahumma inkana rizqi fissamai fa anzilhu, wainka fil ardhi fa akhrijhu, wainkana mu'assaron fayassirhu, wainkana haraman fatahhirhu, wainkana ba'idan faqarribu, bihaqqi dhuhaika wabahaika wajamalika waquwwatika waqudratika atini ma ataita 'ibadikassalihin"
Artinya:
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Semoga Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk melakukan sholat Dhuha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar